Air limbah hasil olahan IPAL sistem anaerob yang berasal dari limbah domestik masih mengandung konsentrasi e coli yang cukup tinggi, demikian pula Amoniak akan muncul apabila pH limbah hasil lahan lebih dari 7,2 (Amoniak bernilai nol mg/l pada pH <7,2). Adapun standar baku mutu air limbah domestik berdasarkan KepMenLHK no 68 Tahun 2016 untuk Parameter Amoniak (NH3) adalah 10.0 mg/l, sedangkan e coli : 3000 MPN / 100 ml. Untuk menurunkan kadar e coli dan untuk mengantisipasi munculnya Amoniak dalam sistem pengolahan anaerob, meskipun hasil pengolahan sistem anaerob untuk parameter pH disekitar angka 7, maka dibutuhkanlah metode penurunan kedua parameter tersebut yaitu dengan alat BAMKOL.
Konsep Kerja BAMKOL
- Inlet BAMKOL merupakan outlet Anaerobik Filter dari IPAL air limbah domestik.
- Air limbah mengalir secara simultan mengikuti alur perpipaan dan 2 bak adsorben yang didesain agar bisa memenuhi waktu kontak tertentu yang dipersyaratkan, yakni selama 23 menit.
- Air limbah mengalir dan disinggungkan secara penuh dengan Kaporit Tablet sebanyak 2 kali. Yang pertama sebelum dibagi secara paralel, dan yang kedua disinggungkan dengan Kaporit tablet secara paralel.
- Air limbah selanjutnya dialirkan ke bak Karbon aktif secara up flow velocity (aliran keatas).
- Air limbah dialirkan ke bak Zeolit secara up flow velocity, kemudian terakhir dialirkan melalui pipa outlet tunggal.
- Filtrasi dengan sistem aliran up flow dilihat lebih efektif untuk meminimalisir terjadinya kebuntuan pada media karena kekeruhan limbah baku yang tinggi.
Secara garis besar ada dua proses di dalam BAMKOL, yaitu : Klorinasi dan Adsorbsi